, , , ,

Di Tengah Status Kabupaten Termiskin, LIN RI Soroti Penggunaan Anggaran Fantastis untuk Festival Bogor

BOGOR, BRAVO-IDN | Lembaga Investigasi Negara Republik Indonesia (LIN RI) Akbar P menyoroti terkait Polemik anggaran Festival Bogor yang disebut “fantastis” semakin berkembang. LIN RI kini secara resmi menduga adanya potensi kecurangan dalam pengelolaan anggaran event tersebut dan telah meminta rincian lengkap biaya kepada penyelenggara.

‎Permintaan konfirmasi resmi telah disampaikan LIN RI kepada EO (Event Organizer) festival, Arif. Dalam komunikasinya, LIN RI meminta data detail anggaran.

‎Namun hingga berita ini diturunkan, EO festival Arif belum memberikan tanggapan atas permintaan transparansi data tersebut.

‎Sebelumnya, Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor, Ria, telah membela festival ini dengan menyatakan event berskala nasional tersebut telah sesuai aturan dan bertujuan mempromosikan Cibinong dan Stadion Pakansari. Klaim ini disampaikan menanggapi konfirmasi sebelumnya dari LIN RI.

‎”Kegiatan ini kerja sama dengan komunitas MBI, dan kehadiran mereka juga membawa dampak positif di perputaran ekonomi Bogor,” tegas Ria, Sabtu, (29/11).

‎Namun klaim tersebut bertolak belakang dengan realita yang disorot warganet. Berbagai kritik pedas membanjiri media sosial, menilai anggaran festival tidak sejalan dengan kondisi riil Kabupaten Bogor yang justru menyandang status daerah termiskin se-Indonesia.

‎LIN RI secara tegas mempertanyakan logika kebijakan di balik festival ini. Dua poin fundamental yang disoroti lembaga investigasi ini:

‎1. “Aturan yang Berlaku” yang Mana? LIN RI mempertanyakan dasar hukum dan perencanaan anggaran yang digunakan, mengingat besaran dana yang dikucurkan sangat kontras dengan tingkat kemiskinan daerah.

‎2. Kontradiksi Tujuan dan Realita LIN RI menyoroti ironi dimana event bertujuan “mengenalkan Kabupaten Bogor di kancah nasional” justru mengangkat daerah dengan label “termiskin se-Indonesia” sebagai branding. “Hanya dua tujuan event yang dimaksud, memperkenalkan kemiskinan atau bagaimana?” tanya perwakilan LIN RI secara retoris.

‎Kekecewaan publik tercermin dalam berbagai komentar warganet di platform TikTok:
‎• @es teler sultan: “Harusnya benahi jembatan yang rusak…”
‎• @M MUCKSHIN: “Menurut survei angka kemiskinan masyarakat terbanyak tingkat 1 di Kabupaten Bogor…”
‎• @Iwanbintun: “Buat apa… festival… mending 1 M buat bedah rumah warga.”
‎• @FECTO office: “Kabupaten Bogor termiskin se-Indonesia… eweuh kemajuan naon oge (tidak ada kemajuan apa-apa).”

‎Dengan belum adanya respons dari EO Arif dan jawaban yang dinilai belum memuaskan dari pemkab, LIN RI akan melanjutkan investigasi. Publik menunggu tindak lanjut konkret dan klarifikasi rinci dari semua pihak terkait untuk mengungkap dugaan potensi penyimpangan dalam pengelolaan anggaran daerah ini.

‎Dugaan kasus ini menjadi ujian transparansi bagi Pemkab Bogor dan peran LIN RI dalam mengawasi penggunaan keuangan negara yang akuntabel dan berkeadilan bagi masyarakat. (Wan)

Search