NUSA LEMBONGAN, BRAVO-IDN – Tragedi jatuhnya wisatawan Belanda dari Jembatan Kuning yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Ceningan bukan hanya sekadar kecelakaan, melainkan sebuah tamparan keras bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung dan Bupati Made Satria. Insiden ini membuktikan adanya kelalaian fatal dan diduga kuat adanya kebohongan publik terkait proyek perbaikan jembatan yang menelan anggaran Rp1,4 miliar.
Bupati Klungkung, Made Satria, sebelumnya mengklaim bahwa proyek perbaikan Jembatan Kuning telah mencapai progres 30%. Namun, fakta di lapangan justru berkata lain. Pagar pembatas jembatan yang lapuk dan berkarat tidak mampu menahan laju sepeda motor yang dikendarai Vivianne Rozemarijn (35) dan Iris Maria Elizabeth (40), sehingga keduanya terjatuh ke laut dan nyaris kehilangan nyawa.

“Omong kosong kalau dibilang progresnya sudah 30%! Jembatan ini dari dulu kondisinya begini-begini saja. Bohong semua itu!” seru seorang warga Nusa Lembongan dengan nada geram.
Insiden ini sontak memicu kemarahan dan kekecewaan masyarakat Nusa Penida terhadap Pemkab Klungkung. Mereka menilai Bupati Made Satria telah melakukan pembohongan publik dan tidak becus dalam mengelola anggaran daerah.
“Kami sudah muak dengan janji-janji palsu. Kami butuh bukti nyata, bukan hanya omongan kosong. Bupati Klungkung harus bertanggung jawab atas kejadian ini!” tegas warga lainnya.

Masyarakat Nusa Penida mendesak DPRD Klungkung untuk segera membentuk tim investigasi independen guna mengusut tuntas dugaan penyimpangan dalam proyek perbaikan Jembatan Kuning. Mereka juga menuntut Bupati Made Satria untuk segera meminta maaf kepada masyarakat dan keluarga korban atas kelalaian yang telah terjadi.
Hingga berita ini diturunkan, Bupati Made Satria belum memberikan keterangan resmi terkait insiden jatuhnya wisatawan Belanda dan dugaan kebohongan publik terkait proyek perbaikan Jembatan Kuning. Ketidakjelasan ini semakin memperkuat dugaan adanya sesuatu yang disembunyikan oleh Pemkab Klungkung. (Red)






