Pemerintah Masih Mencari Format Pelaksanaan Program Makan Siang Dan Minum Susu Gratis Agar Efisien Dan Efektif

Jakarta, -BRAVOIND.COM

Jika mengingat kembali penjelasan visi, misi dan program kampanye Prabowo-Gibran saat pilpres 2024 bahwa salah satu program unggulan Prabow Gibran jika terpilih sebagai Presiden/Wakil Presiden tahun 2024-2029 adalah memberikan makan siang dan minum susu gratis kepada para pelajar serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.

Program tersebut dapat mengatasi beberapa masalah, seperti stunting, kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan, membangun dunia pertanian, peternakan, perikanan, mampu meraih swasembada pangan, meningkatkan perekonomian kerakyatan, meningkatkan kesejateraan petani, peternak, nelayan dan untuk jangka panjang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Kampanye Pilpres dimulai bulan November 2023 hingga saat ini, konsep tentang program makan siang dan minum susu gratis sudah mengalami beberapa perubahan, sementara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tinggal tiga bulan lagi. Beberapa perubahan gagasan dan konsep yang sudah terjadi, adalah :

Pertama, adalah perubahan nama program, berawal dari program makan siang dan minum susu gratis, namanya diganti menjadi program makan bergizi dan minum susu gratis.

Perubahan nama program ini sudah sangat tepat karena program ini tidak hanya dilakukan di siang hari tapi juga dilakukan pada pagi hari, kususnya bagi anak yang belum sekolah dan bagi anak-anak pra sekolah, pulang sekolah sekitar jam 10 pagi, termasuk juga program ini menekankan kepada kandungan dan asupan gizinya.

Kedua, adalah perubahan besarnya anggaran dan sumber dananya. Saat kampanye Pilpres disebutkan oleh Pak Prabowo bahwa program makan siang dan minum susu gratis membutuhkan dana sekitar 450 trilyun, sumber dana dari APBN, bisa juga diambil dari anggaran pendidikan dan bantuan sosial, karena menurut Pak Prabowo bahwa makan siang dan minum susu juga tidak bisa dilepaskan dari anggaran pendidikan dan bantuan sosial.

Perubahan yang terjadi adalah besarnya anggaran dari 450 trilyun menjadi 71 trilyun, jika program tahun pertama yang masih mencari format terbaik, sebaiknya rencana anggaran 71 trilyun APNB 2025 masih terlalu besar, bisa beresiko dan berpotensi terjadi penyimpangan, sebaiknya anggaran untuk tahun pertama dianggarkan seminimal mungkin, pilih daerah yang sangat membutuhkannya, ada acuan yang bisa diukur yaitu berapa angka stunting dan tingkat kemiskinan di suatu daerah.

Ketiga, adalah sampai saat ini belum ada penjelasan yang pasti, siapa pelaksana untuk melaksanakan program ini, jika menyerap anggaran negara tentu harus ada legalitas. Dari info di media on line bahwa ada gambaran pelaksanaannya, dilakukan oleh Badan Pangan Nasional (Basanas), Koperasi atau Badan Usaha Milik Desa dan untuk menyiapkan makanan bergizi dan susu gratis diperlukan dapur umum,

Kesulitan terbesar yang akan dihadapi dalam menyiapkan makanan bergizi dan susu adalah proses menyediakan sumber pangannya dan siapa yang akan menyiapkan makanan dan susu sebanyak itu ? Jika ingin praktis tentu usaha catring yang mampu melaksanakannya, tapi apakah usaha catring ada di daerah terpencil termasuk juga mahalnya biaya transportasi ?

Keempat, adalah perubahan minum susu gratis diganti dengan telur ayam. Mengapa ada gagasan tersebut, tentu setelah mengetahui bahwa produksi susu segar nasional masih defisit, tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk semua anak pelajar dan ibu hamil.

Yang dikhawatirkan adalah program makan bergizi dan minum susu gratis menjadi ajang bisnis bagi beberapa kelompok tertentu karena adanya berita di media on line bahwa anggaran dari 15.000 per anak turun menjadi 7.500 sampai 9.000 per. Adanya berita tersebut sebuah tanda bahwa belum adanya aturan yang pasti berapa besarnya anggaran dari pemerintah.

Masih ada beberapa tantangan lainnya, seperti sumber pangannya, seperti kebutuhan beras, daging, sayur mayur, buah-buahan dan susu. Secara umum, sumber pangan saat ini masih impor bahkan untuk produksi garam juga masih defisit. Tetapi dari banyaknya tantangan yang ada, pasti ada peluang besar di dalamnya, hanya saja belum bisa diketahui apakah program makan bergizi dan minum susu gratis ini memiliki anggaran untuk pemberdayaan bagi petani, peternak dan nelayan ?

Jika anggaran pemberdayaan tidak diusulkan di dalam RAPBN 2025 berarti program makan bergizi dan minum susu gratis tersebut tujuannya akan bergeser menjadi program bantuan sosial atau menjadi proyek pengadaan barang dan jasa.

Tim/Red

Search