JONGGOL, BOGOR, BRAVO-IDN – Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, menjadi sorotan setelah muncul dugaan ketidaksesuaian antara realisasi anggaran dan pelaksanaan proyek pengaspalan jalan Hotmix. LSM Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) menilai adanya indikasi mark-up dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) proyek tersebut.
Menurut Sahrul, perwakilan GMPK, proyek pengaspalan jalan sepanjang 840 meter x 4 meter x 3 cm seharusnya hanya memakan biaya sekitar Rp400 juta. Namun, papan proyek menunjukkan nilai anggaran Rp600 juta, yang dinilai tidak logis.
”Dari estimasi kami, biaya material seperti Hotmix AC/WC, aspal (primcoat) CRS, batu pecah mesin, dan mobilitas alat berat tidak mencapai Rp600 juta. Bahkan dengan pajak, total seharusnya tidak lebih dari Rp400 juta,”tegas Sahrul.
Hamzah, Penjabat (PJ) Kepala Desa Singajaya yang juga bertugas sebagai Tim Monitoring Kecamatan (Monev), enggan menjelaskan secara rinci saat dikonfirmasi. Ia hanya menekankan bahwa dana bantuan keuangan Kabupaten Bogor telah direalisasikan untuk pembangunan jalan.
”Yang penting, dana digunakan untuk pembangunan dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Didi, selaku Pelaksana Teknis Kegiatan (TPK), tidak memahami detail teknis proyek. Ketika ditanya soal dugaan ketidaksesuaian anggaran, ia mengalihkan pembicaraan dengan menyatakan bahwa warga mendukung proyek tersebut.
”Jalan ini sangat vital sebagai akses utama warga menuju Perumahan Citra,” tambahnya.
Sahrul dari GMPK menegaskan, dana APBD Kabupaten Bogor harus digunakan secara transparan dan akuntabel. Ia mendesak pihak terkait, termasuk Pemkab Bogor, untuk meninjau ulang laporan keuangan proyek ini guna memastikan tidak ada penyimpangan.
”Kami berharap ada pemeriksaan lebih lanjut agar dana rakyat tidak disalahgunakan,” tegasnya.
Publik menilai, kasus ini harus menjadi perhatian Inspektorat Kabupaten Bogor dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memverifikasi keabsahan anggaran.
(Iel)
BRAVO-IDN.
